TUGAS MANDIRI V - AGAMA DAN ASAH SKILL 1 KAMPUS MILENIAL ITBI

NAMA         : BUNGA LESTARI

JURUSAN   : SISTEM INFORMASI

KELAS        : EKSEKUTIF

 

Keluarga bercadar | Ilustrasi karakter, Kartun, Ilustrasi

 

1. Mendeskripsikan peranan kepala keluarga bagi anak - anak !

Jawaban :

Suami merupakan pemimpin dalam keluarga. Karena itu juga, suami memiliki tugas yang harus dilaksanakan. Suami sebagai tokoh penting dalam keluarga memiliki tugas yang sangat penting menurut islam. Berperan sebagai kepala keluarga, seorang suami bertanggung jawab untuk menjaga, merawat, memelihara dan menjamin kebutuhan istri dan seluruh anggota keluarga lainnya. Allah SWT telah mengamanahkan kaum laki-laki untuk menjadi seorang pemimpin atas kaum perempuan. Sebagaimana firman-Nya: “Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan,”. (QS An-Nisa: 34)

Berikut ini adalah peranan kepala keluarga bagi anak - anak,yaitu :

1.   Pencari Nafkah

Tanggung jawab Ayah yang paling utama tentu saja sebagai pencari nafkah keluarganya. Tugas ini sudah merupakan kewajiban setiap Ayah supaya kebutuhan seluruh keluarga dapat tercukupi. Walaupun waktu Ayah sering dihabiskan di luar rumah, tapi Ayah tetap harus menyeimbangkan waktu bersama keluarga di rumah, karena nafkah tidak berupa lahir saja tapi juga batin.

2.   Partner bagi Ibu

Di dalam sebuah keluarga, Ibu dan Ayah harus berjalan beriringan. Artinya, Ayah bekerja sama dengan Ibu dalam mengasuh anak dan mengerjakan urusan rumah tangga. Meskipun bertindak sebagai pemimpin keluarga, tapi Ayah tetap harus bersedia membantu Ibu. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya perdebatan akibat konflik peran, sehingga keluarga dapat hidup dalam keharmonisan.

3.   Pemimpin

Sebagai kepala keluarga, peran Ayah yang tak kalah penting adalah ibarat nahkoda yang memimpin seluruh anggota keluarganya. Ayah berperan untuk memimpin arah untuk Ibu dan anak-anaknya. Di sini Ayah diharapkan memiliki sikap yang tegas, berwibawa, cerdas, kuat, dan bijak dalam menghadapi semua permasalahan yang menimpa keluarganya. Arah mana yang dituju oleh keluarga tergantung pada kepemimpinan dari Ayah.

4.   Pelindung

Di samping menjadi pemimpin, tanggung jawab Ayah juga adalah sebagai pelindung. Artinya, sosok Ayah bertugas untuk melindungi dan menjaga keluarganya dari ancaman bahaya yang bisa setiap saat datang. Melindungi anggota keluarga akan menjaganya selalu utuh dan harmonis. Ketika ada bahaya datang, maka Ayah adalah orang yang berada di depan menjaga keselamatan Ibu dan anak-anak.

5.   Menerapkan Kedisiplinan

Kedisiplinan penting untuk diterapkan di dalam keluarga supaya kehidupan selalu berjalan teratur dan lancar. Tanggung jawab Ayah adalah menerapkan disiplin yang dimulai dari diri sendiri lalu diajarkan kepada Ibu dan anak-anak. Jika kedisiplinan selalu diterapkan di rumah sejak dini, maka seluruh anggota keluarga akan terbiasa dan menerapkannya juga di luar rumah.

6.   Pemberi Teladan

Tidak berbeda dengan Ibu, Ayah pun diharap dapat menjadi teladan atau role model bagi anak-anaknya. Ayah tidak boleh bersikap semena-mena dan harus selalu berusaha untuk bertindak dengan benar agar anak bisa meniru tindakan tersebut. Apalagi saat anak berada dalam fase suka meniru semua yang dilakukan oleh orang tuanya, maka di sini Ayah harus sangat berhati-hati. Percuma saja meminta anak untuk bersikap baik sedangkan Ayah tidak memberikan contoh yang serupa. Jika Ayah dapat menjadi teladan yang baik, niscaya ia pasti akan sangat dihormati oleh seluruh anggota keluarganya.

7.   Pemberi Perhatian & Kasih Sayang

Anak-anak tidak hanya membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari Ibu saja, tapi juga dari Ayah. Maka dari itu, Ayah juga bertanggung jawab untuk memberikan perhatian untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya, baik dari sisi pendidikan, materi, agama, emosional, kesehatan, dan agama. Meski sibuk di luar rumah untuk mencari nafkah, tapi Ayah tetap harus meluangkan waktunya untuk mengasihi dan memperhatikan seluruh anggota keluarga.

8.   Pendidik

Tugas mendidik anak bukan hanya bagi Ibu saja, tapi Ayah pun berperan sama. Tanggung jawab Ayah adalah mendidik anak dalam bidang pendidikan, keimanan, dan norma-norma dalam kehidupan. Selain itu, Ayah juga adalah pendidik bagi Ibu yang harus bisa mengarahkan pada hal yang benar supaya seluruh keluarga dapat hidup selaras, rukun, dan harmonis selalu.

9.   Pemberi Motivasi

Tanggung jawab Ayah memang tidak mudah. Ayah juga diharapkan bisa menjadi sosok yang memberikan motivasi untuk mendorong keluarganya untuk rajin dalam belajar, bekerja, dan beribadah. Pada perannya kali ini, Ayah tidak hanya memberikan nasehat positif saja, tapi juga melalui tingkah laku dan perbuatan yang dapat menjadi motivasi positif untuk anaknya.

Selain itu, Ayah sebaiknya tidak ragu memberikan pujian, karena pujian juga merupakan penyemangat supaya anak tetap mau melakukan hal yang positif. Begitu pula kepada Ibu. Pujian bagi Ibu akan menciptakan hubungan keluarga yang bahagia dan harmonis, karena Ibu merasa dihargai oleh Ayah.

10.                     Pembimbing

Jalan mana yang akan diambil oleh keluarga semua tergantung dari Ayah, karena Ayah bertanggung jawab menjadi seorang pembimbing. Ayah harus bisa membimbing untuk menghindarkan keluarganya dari pergaulan yang negatif. Ayah juga diharapkan dapat membantu keluarganya saat sedang bingung dalam menentukan pilihan.

11.                     Sebagai Teman

Ayah tentunya sibuk dengan urusan pekerjaan, tapi selama di rumah Ayah adalah teman bagi Ibu dan anak-anak. Luangkanlah waktu untuk menjadi sosok yang bisa menghibur dan bersenang-senang bersama anggota keluarga. Teman juga bertindak sebagai pendengar yang baik, tempat Ibu dan anak berbagi keluh kesah dan berdiskusi bersama.

12.                     Penolong yang Siaga

Sebagai seorang pelindung, maka Ayah juga bertugas sebagai penolong yang siap siaga kapanpun keluarganya membutuhkan bantuan. Saat Ibu atau anak mengalami kesulitan, Ayah sebaiknya segera membantu semaksimal mungkin. Ini akan menjadikan Ibu dan anak merasa bahwa Ayah adalah sosok yang selalu bisa diandalkan dan dihormati.

Beratnya tanggung jawab Ayah ya, Bu. Ayah tentu akan membutuhkan dukungan dari Ibu supaya beban tersebut bisa lebih ringan dan anak-anak dapat hidup di keluarga yang bahagia, aman, dan nyaman. Dari keluarga ini, masa depan anak akan sangat bergantung. Apakah ia akan memiliki masa depan yang menuju ke arah benar atau salah. Semoga informasi ini dapat bermanfaat

 

2. Mendeskripsikan pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan kepribadian anak !

Jawaban :

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan agama bagianak-anaknya, terutama dalam pembentukan kepribadian. Menurut M.I. Soelaeman(1978: 66), salah satu fungsikeluarga ialah fungsi religius. Artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Untuk melaksanakannya, orang tua sebagai tokoh-tokoh inti dalam keluarga itu terlebih dulu harus menciptakan iklim religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati seluruh anggotanya, terutama anak-anaknya.Pendidikan agama harus dimulai sejak dini, terutama dalam keluarga, sebab anak-anak pada usia tersebut siap untuk menerima ajaran agama yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah tanpa harus menuntut dalil yang menguatkannya.

Dalam pendidikan usia dini, ia juga tidak berkeinginan untuk memastikan atau membuktikan kebenaran ajaran agama yang diterimanya. Dalam penanaman pendidikan agama di lingkungan keluarga yang harus diberikan kepada anak-anak tidak terbatas kepada masalah ibadah seperti sholat,zakat, puasa, mengaji, tetapi harus mencakup keseluruhan hidup, sehingga menjadi pengendali dalam segala tindakan. Bagi orang yang menyangkan bahwa agama itusempit, maka pendidikan agama terhadap anak-anak dianggap cukup dengan memanggil guru ngaji ke rumah atau menyuruh anaknya belajar mengaji kemadrasah atau ke tempat lainnya. Padahal yang terpenting dalam penanaman jiwa agama adalah di dalam keluarga, dan harus terjadi melalui pengalaman hidupseorang anak dalam keluarga. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh anak sejak ia kecil akan mempengaruhi kepribadiannya. Supaya pembinaan nilai-nilai agama itu betul-betul membuat kuatnya jiwa anak-anak untuk menghadapi tantangan segala zaman dan suasana dikemudian hari,hendaknya ia dapat terbina sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan sampai ia mencapai usia dewasa dalam masyarakat. Hasan Langgulung (1986) mengemukakan bahwa pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga terhadap anak-anaknya. Pendidikan agama dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada anak-anak melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacara-upacaranya. Begitu juga membekali anak-anak dengan pengetahuan-pengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan umurnya dalam bidang aqidah, ibadah, mu’amalah dan sejarah. Begitu juga dengan mengajarkan kepadanya cara-cara yang betul untuk menunaikan syi’ar-syi’ar dan kewajiban-kewajiban agama, dan menolongnya mengembangkan sikap agama yang betul, dan yang pertama-tama harus ditanamkan ialah iman yang kuat kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat, dan selalu mendapat pengawasan dari orang tua dalam segala perbuatan dan perkataannya.

Di antara cara-cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah sebagai berikut:

a.Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam bentuknya yang sempurnadalam waktu tertentu.

b.Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging, mereka melakukannya dengan kemauan sendiri dan merasa tentram sebab mereka melakukannya.

c.Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai di rumah di mana mereka berada.

d.Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Allah dan makhluk-makhluknya untuk menjadi bukti kehalusan sistem ciptaan itu dan atas wujud dan keagungannya.

 

e.Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas-aktivitas agama, dan lain-lain lagi cara-cara lain. Ketika keluarga menunaikan hal-hal tersebut di atas, sebelumnya menurut kepada petunjuk dari Al Qur-an, Sunnah Nabi s.a.w. dan peninggalan Assalaf-Assaleh yang semuanya mengajak untuk melaksanakan pendidikan, Mengharuskan orangtua mendidik anak-anak nya akan iman dan akidah yang betul dan membiasakannya mengerjakan syari’at, terutama sembahyang. Seperti firman Allah swt: “Perintahlah keluargamu bersembahyang dan tekunlah engkau mengerjakannya. Kami tidak minta darimu rezeki. Kami memberimu rezeki.Akibat yang baik bagi taqwa”. Sabda Rasulullah saw: “Perintahlah anak-anak mu bersembahyang sedang mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka kalau tidak mau jika mereka berumur sepuluh tahun. Dan pisahkanlah mereka dalam pembaringan”. (H.R. Abu Daud, Al Turmuzi, Ahmad dan Al Hakim).Juga agama memestikan mereka menanamkan nilai-nilai agama dan kebiasaan-kebiasaan Islam pada jiwa anak-anak dan menyuruh mereka menghafal sebagian Al Qur-an, Sunnah Nabis.a.w. dan sejarah sahabat-sahabat dan Khulafa’a Al Rasyidin supaya mereka terbimbing kejalan yang lurus.Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hak anak kepada ibu-bapaknya adalah bahwa ibu-bapak mengajarkannya Kitab Allah s.w.t., memanah, berenang dan memberinya warisan yang baik”. Juga sabda Rasulullah s.a.w. mencintaikeluarga Nabi s.a.w., dan membaca Al Qur-an.Selain pendidikan agama seperti yang dijelaskan di atas, pendidikan akhlak dalam keluarga juga sangat besar pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Tidaklah berlebihan kalau kita katakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama. Sehingga nilai-nilai akhlak-akhlak keutamaan-keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan .Sehingga seorang Muslim tidak sempurna agamanya sehingga akhlaknya menjadi baik. Hampir-hampir sepakat filosof-filosof pendidikan Islam, bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Sebab tujuan tertinggi pendidikanIslam adalah mendidik jiwa dan akhlak.Keluarga memegang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak untuk anak-anak sebagai institusi yang mula-mula sekali berinteraksi dengannya oleh sebab mereka mendapat pengaruh dari padanya atas segala tingkah lakunya. Oleh sebab itu haruslah keluarga mengambil berat tentang pendidikan ini, mengajar mereka akhlak yang mulia yang diajarkan Islam seperti kebenaran,kejujuran,keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, berani dan lain-lain sebagainya. Dia juga mengajarkan nilai dan faedahnya berpegang teguhpadaakhlak di dalam hidup,membiasakan mereka berpegang kepada akhlak semenjak kecil. Sebab manusia itu sesuai dengan sifat asasinya menerima nasihat jika datangnya melalui rasa cinta dan kasih sayang, sedang ia menolaknya jika disertai dengan kekerasan dan biadab. Tepat sekali firman Allah s.w.t. : “Jika engkau(hai Muhammad) kasar dan bengis tentu mereka akan meninggalkanmu” (Ali Imran:159).

 

Di antara kewajiban keluarga dalam penanaman akhlak kepada anak-anak agar memiliki kepribadian yang baik adalah sebagai berikut:

a.Memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh kepada akhlak mulia. Sebab orang tua yang tidak berhasil menguasai dirinya tentulah tidak sanggup meyakinkan anak-anaknya untuk memegang akhlak yang diajarkannya. Di antara kata-kata mutiara yang terkenal dari Ali R.A. adalah :“Medan perang pertama adalah dirimu sendiri, jika kamu telah mengalahkannya,tentu kamu akan mengalahkan yang lain. Jika kalah disitu, niscaya ditempat lain kamu akan lebih kalah. Jadi berjuanglah disitu lebih dahulu”. Tepat sekali firmanAllah s.w.t. :“Adakah kamu memerintah orang berbuat baik sedang kamu melupakan dirimu sendiri”. (Al Baqarah : 44).

b.Menyediakan bagi anak-anaknya peluang-peluang dan suasana praktis di mana mereka dapat mempraktekkan akhlak yang diterima dari orang tuanya.

c.Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka bebas memilih dalam tindak-tanduknya.

d.Menunjukkan bahwa keluarga selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana.

e.Menjaga mereka dari teman-teman yang menyeleweng dan tempat-tempat kerusakan, dan lain-lain lagi cara di mana keluarga dapat mendidik akhlak anak-anaknya

Di antara dalil-dalil yang digunakan pendidik-pendidik Islam tentang pentingnya pendidikan akhlak dan pentingnya peranan keluarga di situ, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam sejarahnya dari Nabi s.a.w. bersabda :Tidak memberi seorang bapak lebih baik daripada akhlak yang baik”.Juga diriwayatkan oleh Al Turmudzi dan Al Tabarani dari Jabir bin Samrah katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Jika seseorang mengajar anaknya lebih baik baginya daripada ia bersedekah setiap hari setengah gantang kepada orang miskin”.Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Ibnu Abbas, mereka berkata : wahai Rasulullah engkau telah mengajar kami tentang hak orang tua terhadap anaknya. Maka apa pula hak anak terhadap orang tuanya, Beliau bersabda : “Bahwa engkau memberi nama yang baik dan membaiki adabnya”. Juga diriwayatkan bahwa beliau s.a.w. bersabda:“Muliakanlah anak-anakmu dan baikanlah adab mereka” (H.R.Ibnu Majah).

 

 

 

Komentar